Deskripsi
Tanaman endemik Manokwari, Papua Barat ini sangat unik. Sekilas tampak luar durian pelangi ini memiliki bentuk dan warna kulit yang sama dengan buah durian lainnya, akan tetapi ketika buahnya dibelah, tampak warna eksotis dagingnya seperti paduan merah muda, kuning, krem, dan putih dengan semburat oranye layaknya warna pelangi. Rasa buahnya sangat lezat dan aromanya tidak menyengat. Wanginya pun sangat lembut. Lantaran warna-warni gradasi khasnya, raja buah ini lantas diberi nama durian pelangi.
Keunggulan lain dari Buah durian pelangi ini adalah memiliki daging buah yang tebal ketebelan buah durian jenis durian pelangi mencapai 39%, buah durian pelangi mampu bertahan 6-7 hari, produktivitas buah durian pelangi tinggi mampu mencapai 500 buah durian semusim dalam satu tahun buah durian pelangi mampu berbuah 2 kali. buah durian pelangi bercitra rasa lezat, rasa manis, tekstur lembut lengket di langit langit.
Menurut Praktisi, Pengamat dan Kolektor Durian Unggul Indonesia, Karim Aristidas, jenis unggulan Manokwari ini memiliki beberapa keunggulan. Antara lain sangat adaptif dan mampu berbuah rutin dua kali setahun dengan rata-rata menghasilkan 400-800 buah per pohon setiap tahunnya. Durian pelangi juga bisa membuahi dirinya sendiri tanpa perlu penyerbukan silang dari pejantan pohon lainnya. Bagian daging buah durian pelangi yang bisa dimakan mencapai 47%, lebih tinggi dari durian monthong yang hanya 30-32%, juga durian lokal lainnya yaitu sekitar 20-25% saja.
Kandungan Nutrisi / Gizi Buah Durian
- Air: 64.990 gr
- Energi: 147 kkal/615 kJ
- Protein: 1.47 gr
- Lemak: 5.33 gr
- Karbohidrat: 27.09 gr
- Serat: 3.8 gr
- Kalsium (Ca): 6 mg
- Magnesium: 30 mg
- Fosfor (P): 38 mg
- Kalium (K): 436 mg
- Vitamin C: 19.7 MG
- Vitamin A: 45,000 IU
- Dll (Besi, Natrium, Zinc, Tembaga, Mangan, Tiamin, Vitamin B6)
Umumnya kulit dan biji menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak, malahan sebagian besar dibuang begitu saja. Biji durian dimanfaatkan sebagai makanan ringan dengan cara direbus/dikukus untuk dibuat makanan ringan sejenis keripik, dibuat tepung sebagai bahan subtitusi pada jenang atau dodol, serta bahan baku pembuatan kecap dan gula cair. Padahal, biji durian yang masak mengandung 51,1% air, 46,2% karbohidrat, 2.5% protein dan 0.2% lemak. Kadar karbohidratnya ini lebih tinggi dibanding singkong (karbohidrat 34,7%) ataupun ubi jalar (karbohidrat 27,9%) (Djaeni dan Prasetyaningrum 2010). Oleh karena itu pemanfaatan yang paling tepat adalah dibuat produk makanan berbasis tepung dan turunannya seperti glukosa.
Kulit durian berpotensi sebagai antioksidan alami (Setyowati dan Damayanti 2014). Hasil penelitian menunjukkan, kulit durian secara proporsional mengandung unsur selulose yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%), sehingga baik untuk dijadikan pakan ternak maupun pupuk kompos. Pemanfaatan kulit buah durian umumnya untuk menghilangkan bau durian yang menempel di tangan, mengobati ruam pada kulit (sakit kurap), dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.